TINTA PENA Sastra, Muha Moch - Apakah rasa saling memiliki terhadap anak Bangsa, telah luntur? Jangan, pernah luntur apa kata mereka para pejuang Bangsa. Kita memang tidak tahu apa yang mereka rasakan, ketika melihat anak Bangsa yang mereka perjuangkan dulu luluh lantak oleh perselisihan.
Mari nurani perjuangan mereka kita hembuskan lagi, agar perjuangan mereka terhadap kemerdekaan Bangsa ini tidak terasa sia-sia. Melalui puisi ini kita diajak untuk berfikir positif mengenai rasa nasionalisme. Nikmati dan rasakan.
Baca juga:
- Amanat Dan Nilai Moral - Novel Dilan 90
- Sejarah Singkat Lahirnya Ideologi Pancasila
- 10 Cara Mudah dan Menarik Menulis Cerpen
______
Judul: Puisi Persatuan Dan Kesatuan Indonesia
Terbentang kilometer tanah, air, dan udara dimiliki
Jutaan kehidupan seluruh raya menaungi
Bahasa, adat dan budaya tersebar saling melengkapi
Semua, mengisi dan mempersatukan tanapa caci
Aku merinding ketika manusia luar mengagumi
Tapi aku menjerit-jerit dikala penghuninya menebar dengki
Adik kecilku menangis tatkala dentuman meneror merpati
Suara-suara sumbang meyeruak dari dewa dewi
Ini negeriku kucinta heterogen penghuninya
Sekarang rusak nyata
Terkikis fanatisme golongan buta
Menabur benih kehancuran masa depan Garuda
Jangan ridnu ...
Rindu Indonesia masa dahulu
Saling kasih dalam jibaku
Kemerdekaan hakiki nyata angan selalu
______
Muha Moch - Semarang, 29 Oktober 2019
Judul: Benarkah? Apa? Anda? Pahlawan?
Penulis Muha Moch
Benarkah?
Anda haus kekuasaan
Pamrihmu menuju singga sana
Yang Anda pikirkan hanya kekayaan
Apa?
Pelengkap diri adalah keutamaan
Rakyat Anda permainkan
Senyum lusuh keluarga Mu kasihi
Anda?
Topeng ketulusan hanya kamuflase
Tamak, sombong, dan mencekik rakyat
Pahlawan?
Benarkah?
Apa?
Anda?
Pahlawan?
Muha Moch - Semarang, 29 Oktober 2019
______
Judul: Selamat Jalan Pahlawan
Ditengah November bisu
Senja menangis pilu
Langit hitam keruh
Bumi merah menyambut haru
Tetes air membasahi pipi
Nada-nada sunyi lara hati
Iringan doa menyeruak dalam hati
Perjuangan tak pernah mati
Pahlawan semangatmu masih hidup
Semerbak wangi tak redup
Berjuta-juta cinta menghadap
Rentang lembar waktu sekejap
Dirimu nyata emas
Ukiran mu tak pernah aus
Semangat perjuangan melawan arus
Semoga tertanam terus
Muha Moch - Semarang, 29 Oktober 2019
______
judul : Sudirman Jendral ku
Dia ...
Biasa bersahaja dan bersahabat
Penuh kasih setia serta membumi
Sudirman itulah namanya
Tulus dalam perjuangan
Menahan sakit dalam bisu
Berbesar dan bersabar untuk menentang
Perbudakan serta kezaliman
Aku rindu ...
Masih adakah tokoh sepertimu
Jujur, semangat, dan bersahaja
Dalam perjuangan dirinya tercipta
Jenderal ...
Dirinya pahlawan kebenaran
Menentang segala penjajahan
Demi rakyat Indonesia merdeka
Muha Moch - Semarang, 29 Oktober 2019
Judul: Kartini ku
Jari lentik semu menari
Alunan nada mengalun menantang
Jiwamu lantang menyerang
Penamu laksana busur
Tulisan engkau jadikan api
Menyalakan harap setiap insan
Mendatangkan badai semangat
Kamu bernyali besar
Kaulah Kartini ku
Masa depan negara cinta
Namamu tak pernah lekang
Apimu tak pernah padam
Kini muncul Kartini-kartini baru
Pemikiran baru
Bernada warna berbeda
Tetaplah jaga Kartini lama
Muha Moch - Semarang, 29 Oktober 2019
Semoga puisi ini bermanfaat untuk saya pribadi dan untuk kita semua.
Baca juga:
- 5 Cara Unik Menentukan Judul Cerita
- Pengertian Dan Jenis Sudut Pandang Cerpen, Novel dan Cerita Lainnya
- 2+1 Contoh Cerpen ( Cerita Pendek ) Singkat / Kehidupan / Kejujuran
Kunjungi juga Channel YouTube Admin> Muha Moch jangan lupa SUBSCRIB ya
Terimakasih, semoga bermanfaat.
Belum ada tanggapan untuk "Kompilasi Puisi Nasionalisme - Muha Moch"
Post a Comment