dagang

Emm! Pengemis Modern Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Promosi

 TINTA PENA SASTRA - Selamat, semoga Anda semua dalam keadaan sehat, selalu diberi kemudah dalam setiap pergerakan. Bersemangat menyebarkan kebaikan, membuka hal-hal yang masih tertutup. Mengurai masalah-masalah kusut yang semakin hari-hari semakin semrawut, dalam pribadi anda, keluarga anda, masyarakat hingga negara. 


Pada kesempatan artikel kali ini, saya akan memberikan pendapat, opini juga fakta. Artikel ini berlaku bagi semua kalangan kepercayaan, harus anda renungkan setelah membaca artikel ini nanti, berada di kategori mana anda berdiri. 

Baca juga:

Artikel ini mungkin sensitif bagi mereka? Oke, baik, yukkk lanjut.


Sering kali kita jumpai pengemis di jalan, tempat wisata, terminal bahkan di tempat ziarah. Tahu tidak? Mereka sering kali dituduh menjadi perusak pemandangan, ke khusyukan bahkan ada yang bilang menjadi kotoran masyarakat dan segera harus di basmi. 


Pemerintah melalui penegak hukum yang dibentuk lalu di beri nama SATPOL PP (Satuan Polisi Pamong Praja) ditugaskan untuk memgejar, menangkap, bahka memenjarakan mereka. 


Tokoh politik, artis terkenal bahakan tokoh negara mengutarakan, bahwa pengemis adalah sampah masyarakat yang harus dibersihkan. 


Mereka mengutarakan, dari sekian pengemis ada yang terorganisir membentuk kelompok, ada yang memang di jadikan budak dari orang yang ditakuti. Contohnya saja preman yang memanfaatkan anak-anak, ibu-ibu dan Kakek-kakek yang tidak berdaya akan tekanan batin maupun fisik.


Namun ada juga yang memang ngemis di jadikan profesi pekerjaan. Bahkan mereka mempunyai rumah mewah, kendaraan dan harta lainnya yang tentunya melimpah. 


Salah satu berita televisi, memberitakan ada seorang nenek diturunkan dari mobil Fortuner dan setelah diselidiki mobil tersebut milik kakek si pengemis dan yang yetir adalah anaknya. Suguh ironi dan melukai hati para donatur, yang semula ikhlas menyisihkan uangnya untuk beramal kini sakit hati dan mati rasa untuk beramal lagi. 


Goblok! Itu sebagian kecil. Sebagian besarnya mereka benar-benar tertekan dari segi mental dan fisik.


Itulah sedikit gambaran pengemis konvensional. Lalu sekarang kita akan beralih ke pengemis modern yang memanfaatkan teknologi sebagai media promosi. 


Tahu tidak? Atau bahkan anda sering menjumpai iklan donasi melalui media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp, YouTube, Web dan lainnya dan lainnya dan sebagainya. 


Pengemis model baru semakin masiv bertebaran di dunia online, Facebook Instagram, Twitter, YouTube, Tiktok dan lain sebagainya. Atas nama agama dan kitab suci, mereka mensiasati alasan. Contohnya saja, sumur atau air untuk Negara yang sedang tertindas. Contoh lainnya, bantuan kemanusiaan anak yatim. Contoh lainnya bentuan perlengkapan alat ibadah, kitab suci dan lain sebagainya. Donasi pembangunan tempat ibadah. Lalu, seketika Donasi transfer pun berbondong-bondong berhamburan ke rekening mereka. 


Tahu tidak? Atau mungkin sudah sering anda menjumpai ikalnya. Artis-artis bangga menjadi bintang iklan, memposting dengan rasa ibada, bahkan yakin akan masuk surga. Anda akan dibuat terkagum-kagum, terenyuh, teriris, tersobek, tersentuh. Melihat iklan mereka, lalu kaki tangan bergerak mendonasikan uang ke rekening yang tertera.


Kadang merasa ngilu, ketika tokoh agama membenarkan ikalan tersebut, membenarkan promosi donasi tersebut, bahkan ada juga yang terang-terangan memanfaatkan para artis yang ilmu agamanya masih minim untuk dijadikan brand ambassador.


Ini adalah premanisme model baru dan modern, dengan memanfaatkan teknologi. Pengemis modal agama, yang memelintir kutipan kata suci Sang Pencipta. Membelokkan ucapan sejuk dari hamba pilihan Tuhan.


• Rumah mewah

• Kendaraan Mewah

• Gadget Mewah

• Pakaian Terbaru

• Pengembangan Bisnis Dari Donatur

• Keluarga Bahagia

• Harta Mengalir Deras

• Tinggal Duduk, Ngopi, Ngoceh Rekening Penuh

• Mungkin Mati Dengan


Mungkin? Dari sebagian besar kekayaan dan kebahagiaan mereka itu dari cuan donasi Anda. Mungkin saja? bila anda pernah transfer ke rekening mereka. Padahal belum tentu anda memiliki semuanya tersebut di atas.


Kembali ke pengemis konvensional atau tradisional. Dari kalangan pengemis konvensional sebenarnya ada juga yang memang benar-benar membutuhkan. Coba anda cermati dan Anda amati. Pengemis yang benar-benar butuh untuk sekedar makan satu hari dua hari, mereka akan melakukannya hanya pada saat itu saja. Selidiki kalau memang anda dermawan. Jangan sampai kedermawanan anda salah jalan, salah penempatan dan lainnya dan sebagainya. 

Baca juga:

Saat para pengemis jalanan konvensional, dikejar, dicemooh, digebukin bahkan dipenjara. Tahu tidak Anda? Kemana politik? Sedang apa tokoh agama? Sibuk apa tokoh masyarakat? syuting apa publik figur? Sibuk apa pemerintah?. Akhirnya ini adalah pertanyaan sampah?! 


Untuk Anda kalau memang niat untuk memberi donasi (dan bentuk kata serapan lainya).


Berikan harta berlebih Anda pada:


• Diri Anda Sendiri

• Keluarga Kecil Anda

• Tetangga terdekat Anda, apakah sudah terjaga makan minumnya.

• Apakah rumah ibadah di tempat anda sudah terpenuhi fasilitasnya.

• Apakah tempat pendidikan agama disekitar Anda sudah lengkap. Buku, alat tulis, kitab suci, perlengkapan ibadah dan tentunya kesejahteraan pengajar.

• Selebihnya silahkan Anda Atur sendiri


Mungkin artikel ini akan panjang lima meter, bila menulis semuanya disini. 


Artikel ini, artikel sampah yang meledak dari otak dan hati saya. Mungkin dari pembaca disini tidak sependapat, maka jangan diambil, toh ini hanya sampah. 


Sekian dari saya, orang yang tidak jelas dan masih berlumur najis. 


"Jaga kesehatan, gandeng tangan soudara dan berjalanlah bersama menuju cahaya" 


See you next time have a nice day thanks.


Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Emm! Pengemis Modern Memanfaatkan Media Sosial Sebagai Alat Promosi "

Post a Comment