dagang

Celotehan Gabut Kata Tidak Mutiara Namun Berhasil Ditata

TINTA PENA Sastra, Muha Moch - Ini kumpulan kata mutiara sebagian orang mungkin bukan kata mutiara. Iya, sebagian orang mengasumsikan tulisan dibawah ini hanya retorika saja, unfaedah. Kalau memang berpendapat seperti itu silahkan saja. Tahu tidak artikel ini, artikel demokratis yang pernah ada. Segala bentuk kritik bahkan cacian Admin tampung di kolom komentar, silahkan berkomentar.

Kata mutiara
Gb: Muha Moch


Celotehan di bawah, hanya sebagian kecil dari sistem kritik secara sembunyi. Kok bisa? Jawabannya hanya masalah keberuntungan. Beruntung Anda mencari kata kunci tertentu, misalanya 'Peraturan Grup WhatsApp' lalu menemukan blog ini di page one. Setelah itu Anda kepo, sampailah Anda menemukan tulisan ini. Itulah kritik tersembunyi, hanya orang terdampar di blog ini yang dapat membaca artikel ini. 

Kritiknya kepada siapa? Kritiknya kepada makhluk dengan tulang yang dibalut seonggok daging, lalu ditiupkan otak dan hati, agar bisa berfikir dan merasakan kebenaran. 

Bila Admin beruntung tulisan ini pasti juga akan dibagikan. 

Ya, semoga saja tidak terlalu buruk mencemari otak orang-orang. Kalau bisa memilih, pilihlah baiknya saja, kalau tidak bisa memilih, buang timbun dicampur kopi, lalu urug dengan tanah agar baunya pun musnah.

Baca juga:

~•©•~

"Menumpuk janji dan membalutnya dengan tipu daya kebohongan, kemudian menjualnya di kerumunan agar mendapatkan kekuasaan. Setelah itu melupakan, karena disibukkan dengan kepentingan lain yang lebih menguntungkan.

Manusia dari sisi licik.

Menutup kebohongan dengan kebohongan lain.

Picik sekali!

Keuntungan bukan hanya dari segi material. Pikir!

Oleh penulis: 'Ambigu'." Muha Moch.


"Kalau pemuda hanya sibuk dengan kebahagiaan pribadi, tidak peka, terhadap lingkungan, organisasi, pemerintah. Maka, Bangsa ini mudah diperdaya oleh para mafia, mempermainkan hukum dan meludahi demokrasi. Para mafia asyik menimbun kekayaan. Pemuda, zaman now ini dipermudah internet, medsos dan bahan kampanye. Maka gunakan otak kalian, suarakan hukum, ingatkan demokrasi, gaungkan Pancasila. Tulis, atau kopas lalu edit sejenius mungkin atau langsung comot dari penulis kesukaan kalian, cantumkan namanya sebagai penghormatan atas karyanya. Indonesia adil, makmur, sejahtera, kuat, kompak, rukun akan cepat terwujud. Segeralah bertindak." Muha Moch


"Polisi atau bintang film? kok mau maunya berperan dalam sandiwara hukum. Atau memang Sutradaranya, sudah penuh dalam memegang kendali hukum. Disaat satu kasus yang terang-terangan terpampang nyata bersalah, diabaikan. Satu kasus kecil lain belum jelas perkaranya, langsung digiring ke penjara, karena terlalu vokal mengkritik penguasa. Apa karena takut kehilangan pekerjaan dan jabatan. Ayooolah, kalian bukan anak kecil lagi untuk mengetahui kebenaran dan kesalahan. Kalian orang-orang berpendidikan dengan predikat terbaik di kepolisian, lalu menjadi petinggi. Kemungkinan lainya kalian sudah mati hati, sudah membusuk nurani, sudah konslet parah otak kalian.

Namun, sayang tulisan ini hanya fiksi belaka. Terimakasih sudah membaca." Muha Moch


"Bapak guru Ibu guru, kalau pengen piknik mbok yao modal. Jangan mengandalkan iyuran para murid. Kasihan Bapak-Ibunya, banting tulang, mengucurkan keringat, air mata berhamburan, hanya untuk buah hatinya, agar bisa makan tumbuh dewasa, agar bisa sekolah pintar bersahaja. Apa mungkin Bapak-Ibu guru dulunya juga korban tipu-tipu piknik ini. Emmm. Apa sih yang diajarkan di sekolah? Apa cuma angka-angka dalam bentuk penghargaan rengking?.

Sayangnya ini cuma fiksi." Muha Moch

Baca juga:

"Tidak jadi apa-apa tidak masalah. Peduli. Peduli kebaikan pada diri sendiri, orang terdekat, tetangga, masyarakat kalau perlu, Negara. Saat ini dan seterusnya kepedulian harus ada dalam diri. Ketika kepedulian kebaikan sudah tidak ada, maka penguasa rakuslah pemenangnya. Sebelum kezaliman semakin jelas terpampang di hadapan. Peduli lah." Muha Moch


"Ayooolah kapan kita mandiri tekhnologi. INKA sudah bisa buat bis listrik, kereta listrik. PT DI sudah bisa bikin pesawat. PT PAL karya kapalnya sudah tidak bisa diragukan lagi. Masak industri dikasihkan ke orang luar negri. Kita harus bisa menjadi konsumsi sekaligus produsen barang kita sendiri. Kalau perlu produksi karya anak bangsa pasarkan ke negara luar. Dengan itu semua pasti Indonesia tercinta semakin berkembang. Ayooolah, gunakan kebijakan dari kekuasaan untuk kepentingan nasional kita. Riset, danai suruh pulang profesor-profesor jenius, ciptakan sesuatu yang menggemparkan dunia. Tidak hanya kepanikan Politik saja yang di jejalkan ke masyarakat dalam negeri dan dunia. Kalau tidak mulai dari sekarang, kapan kita mandiri tekhnologi. Mumpung masih berkuasa, gunakan sebaik-baiknya untuk kepentingan rakyat, bukan golongan bukan untuk para mafia rakus." Muha Moch


"Kalau Masih bingung apa yang harus dilakukan. Maka konsistenlah apa yang dikerjakan sekarang. Tidak tahu, mungkin itulah yang menjadi jalan menuju kebaikan." Muha Moch


"Ada dua takdir yang di berikan Tuhan kepada manusia. Takdir tetap dan takdir fleksibel. Takdir tetap meliputi semua raga yang telah tercipta beserta orang yang melahirkannya. Sementara takdir fleksibel ialah, takdir yang masih dapat dirubah dengan usaha dan kerja keras. Maka sebelum berusaha semaksimal mungkin, jangan pernah menyerah. Yakin. Segala pergerakan usaha dalam memperbaiki takdir fleksibel adalah ibadah. Sejarah sudah mencatat. Al-Qur'an terpampang nyata." Muha Moch.


"Kucing kembang emas itu hilang kemarin sore. Tidak tahu. Aku berfikir mungkin saja kucing itu sudah mati. Dia berfikir kucing itu pergi karena kelaparan. Kamu berfikir kucing itu dicuri orang. Jadi. Jangan berasumsi apalagi menuduh sebelum rentetan sebabnya jelas. Ini berlaku bukan hanya untuk kucing. Hukum alam SEBAB-AKIBAT." Muha Moch.

~•®•~

Note: Apabila ada yang sakit hati, dan pikirannya kocak. Maafkan Admin. 









Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Celotehan Gabut Kata Tidak Mutiara Namun Berhasil Ditata"

Post a Comment