dagang

Cerpen Persahabatan - Bukan Sahabat Idaman

TINTA PENA, Sastra Muha Moch - Sahabat sejati selalu ada dalam keadaan suka maupun duka. Dikala anda merasa butuh masukan selalu memberikan nasihat positif agar tidak terjebak dalam kejahatan hukum, budaya maupun agama. Berbagi ketika sahabat membutuhkan sesuatu, memberikan solusi dan lain sebagainya.

Ini cerita Ku, simak baik-baik. Selamat membaca.
Cerpen - Bukan Sahabat Idaman
Baca juga:
Suara Roland memang keren tidak ada duanya, suara rocker sejati yang pernah aku temui.

Jariku terus memetik senar gitar dengan memejamkan mata mengahyati setiap bunyi yang dihasilkan.

Roland adalah teman yang benar-benar tulus bersahabat denganku, walaupun orangnya urakan namun dia jujur tidak ada yang ditutupi. Selalu menemani dan mencarikan solusi disetiap masalah yang selalu aku hadapi, termasuk alasan aku pindah ke Surabaya ini.

Aku mencoba mengimbangi kepribadiannya.

"Zam, Dewa datang tuh, nyariin kamu samperin dulu sana," Ucap Ranold, kepadaku yang sedang asyik bermain gitar.


“Pak Suryo, bilangin aku gak ada ke Dewa, lagi keluar apa cari alasan lain gitu.” Pintaku, pada Pak Suryo securityku.

“Iya, Mas.”

“Kamu kenapa kaya gitu sama Dewa? Dia sudah datang jauh-jauh dari Jakarta ke Surabaya hanya untuk menemui mu, Zam. Malah kamu cuekin." Ucap Ranold, keheranan.

"Maaf aku belum cerita kepadamu tentang Dewa sebenarnya, memang dia anaknya sok lugu dan dipandang orang mungkin anak baik-baik. Tapi aslinya dia itu iblis. Jangan menilai dia dari penampilannya saja, lihat dari dalam, karena aku sudah merasakannya," ucapku, kecewa.

“Maksudmu bagaimana, Zam," tanya Roland, heran.

"Iya, dulu memang aku pernah cerita kepadamu tentang Dewa. Orangnya baik rajin menabung dan tidak sombong. Kamu tahu nggak kenapa aku pindah sekolah ke Surabaya ini? Itu salah satunya karena dia. Kamu memang saya kenal orang yang kasar dan ceplas-ceplos kepadaku, tapi kamu setia kawan. Dan yang terpenting kamu adalah sahabatku yang paling jujur apa adanya," lirihku bercerita.

"Aku pindah kesini karena Dewa dan Dewi. Terutama Dewa dia tidak jujur kepadaku tentang perasaannya pada Dewi, alhasil aku terkapar koma dua minggu di rumah sakit. Saat itu aku merencanakan ingin menembak Dewi dengan rencana yang romantis dan itu juga saran dari Dewa. Pada akhirnya aku kecewa dan tersakiti saat dia menembak Dewi di depanku dan teman-teman sekelas. Dia berucap 'ini kejutan buat mu Roland' dia itu busuk. Sudah ah, untung saja dia tidak aku bunuh!" Diakhir cerita aku menghela nafas panjang, sebagai penenang jiwaku yang kembali membuka diri itu.

Semoga coretan ini memberikan inspirasi dan hiburan kepada sahabat semuanya.

Baca juga:
Kunjungi juga Channel YouTube Admin> Muha Moch jangan lupa SUBSCRIB ya.

Muha Moch, 23 Oktober 2019

Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "Cerpen Persahabatan - Bukan Sahabat Idaman"

Post a Comment