dagang

10 Sikap Remaja Ketika Masuk Di Dunia Media Sosial Yang Perlu Diimplementasikan

 TINTA PENA, Media Sosial - Penting! Kemajuan teknologi semakin hari semakin pesat. Sebagian besar remaja menggenggam gadget di tangan, membuka dan membawanya kemana-mana. Saat masuk di Dunia Media Sosial, konten-konten yang diikuti maupun tidak akan terbuka. Termasuk konten negatif, seperti pornografi, kekerasan, pembulian dan komentar kasar. Tentu ini mengganggu sekali.

10 Sikap Remaja Ketika Masuk Di Dunia Media Sosial


Hal ini tentu menjadi remaja mengikutinya. Remaja masih dalam proses pencarian jati diri, ketika remaja menganggap konten-konten semacam itu dan komentar negatif adalah hal yang wajar di media sosial. 

Baca Juga:

Remaja juga tidak mau di kekang dalam menggunakan gadget dan akun media sosialnya. Maka orang tua harus segera bersikap agar remaja tidak kebablasan. Memberi masukan, mengajak berbicara, berdiskusi seputar Bersikap menggunakan media sosial kepada pengguna. Bagaiman cara menggunakan gadget berserta aplikasi media sosial dengan baik, benar dan beretika. 

Ada beberapa sikap menggunakan gadget dalam memanfaatkan aplikasi sosial media, yang sudah disusun oleh admin TINTA PENA, berikut urainya!


1. Menjelek-jelekkan Sesuatu Atau Orang.

Sering kali kita melihat di media sosial hal-hal yang menggemaskan dan lucu, seperti tingkah lucu hewan peliharaan atau meme yang menggelitik. Namun kini media sosial juga di penuhi dengan anarkisme, kebencian dan hal negatif lainnya.

Seharusnya media sosial sebagai platform berdiskusi, belajar dan latihan menulis pendapat yang baik. Sehingga remaja terbiasa dengan hal-hal yang bersifat manfaat positif. Sehingga remaja sanggup menghindari atau bahkan lupa pada hal-hal negatif. 


2. Paham Followers

Sikap remaja yang menjadi masalah berikutnya adalah, gagal memahami siapa yang menjadi pengikutnya atau followers. 

Mengerti tentang siapa pengikutnya, berarti remaja tersebut tau apa yang harus di bagikan dan apa yang tidak harus di bagikan di media sosialnya. Remaja tersebut juga paham, siapa yang dapat melihat unggahan, komentar dan memberikan tanda atau tagar. 

Nah, sikap seperti ini tidak mungkin dilihat atau di teliti oleh guru sekolah, bahkan keluarganya kurang mengupdate gagdet si Remaja.

Sebagai orang tua yang sayang pada anaknya dan sebagai seorang guru yang menginginkan muridnya menjadi seorang yang sukses dan berhasil. Mestinya sering sering memonitor remaja saat berselancar di dunia sosial media.

Ada cara langsung memfilter konten-konten yang kurang baik, bisa juga mengikuti atau menjadi follower si Remaja, sebagai pengawasan. 


3. Menghargai Pandangan Orang Lain.

Remaja memang masih dalam masa pencarian jati diri, penting bagi orang tua mengarahkan atau mengingatkan tentang sikap bermedia sosial yang positif dan baik, untuk pencerahan jati diri.

Kadang remaja melihat kata Negatif komentar dari followers lalu menerima, tanpa bersikap memilah dan meyaringnya terlebih dahulu. Remaja juga terkadang mempunyai pendapat yang masuk akal, namun mereka juga harus sadar pendapat tersebut tidak semua orang menerimanya. 

Sikap ini sangat penting untuk para remaja ketika memberikan komentar, memposting dan membagikan apapun di media sosial. Sikap menghormati kepada pengguna lain juga perlu di awasi, terutama saat berdebat, jangan sampai kelewatan batas dan terbawa emosi sehingga menimbulkan kata-kata tidak pantas, kasar, pelecehan, bahkan penyerangan secara fisik. 

Pastikan orang tua memberikan data maupun fakta, agar remaja selalu mencari referensi terlebih dahulu ketika akan berkomentar. Selain itu referensi juga dapat menambah wawasan. 


4. Jangan Menandai Akun Lain Sembarangan.

Situs media sosial seharusnya menjadi tempat yang aman dan menyenangkan untuk remaja. Namun perlu diingat, kadang kesenangan juga bisa berakibat negatif, saking senangnya remaja hingga akun lain di beri tanda atau Tag. Padahal privasi akun media lan juga harus dihormati. 

Remaja di usahakan meminta persetujuan, saat setiap kali ingin menandai seseorang di akun media sosialnya. Memberikan tag pada konten yang tidak di kehendaki temannya, akan merusak citra pribadi teman tersebut, sehingga timbul perselisihan bahkan kehilangan kepercayaan. 


5. Perhatikan Distribusi Unggahan Konten

Postingan konten berisi spam, akan menggangu followers, kecuali itu adalah pekerjaan dari remaja atau tugas dari sekolah.

Remaja tidak melulu membagikan kegiatan pribadinya di media sosial, aktivitas pribadi sejak awal membuka nata dan tidur lagi tidak oerlu di posting secara berlebihan. 


6. Membangun Portofolio Yang Positif.

Remaja harus diajak berdiskusi, melihat profilnya sendiri. Setelah itu ajak Remaja untuk menjadi orang lain dan membaca profil tersebut. Apa yang ada dalam pikiran Remaja suruh dia menjelaskan, dan berikan kesimpulan sudah positif kah yang mereka kerjakan selama ini. 

Ini adalah sebuah diskusi yang membuat remaja berfikir positif, untuk merasakan profil di akun sosial medianya. Entah utu unggahan foto, tulusan kata maupun komentar. 

Jejak digital menjadi sarat dalam melamar pekerjaan akhir-akhir ini terutama mereka yang ingin menjadi CPNS atau pegawai negri. Dengan mengunggah dan berkomentar yang berbau positif pastinya menjadi kelebihan tersendiri. 


7. Menghargai Karya Orang Lain.

Karya seni modern / Modern Art, kini sudah merambah di dunia digital. Semua yang berbau karya adalah milik dari seorang pencintanya, menghargai karya orang lain termasuk mengukur kepedulian kita pada karya, juga rasa syukur kita kepada pencipta alam semesta. 

Coba hal diatas diterapkan pada remaja, ketika ingin mengunggah ulang konten karya dari akun lain. Pastikan bahwa remaja memiliki Injin dari pemilik, atau minimal memberikan tautan link dari sumber resmi. 

Media sosial adalah platform yang tepat untuk membagikan karya, agar bisa dilihat oleh orang lain. 

Metode membalikkan posisi seperti di atas coba terapkan ketika konten remaja diupload ulang oleh orang lain tanpa mencantumkan sumber resmi. Pasti si Remaja tersebut merasa kecewa, marah dan emosional kepada akun tersebut.

 Media sosial dewasa ini agar tubuh wadah yang sangat bagus untuk promosi karya, konten maupun seni. Juga tempat yang sangat ramai untuk menjual barang-barang dagangan. 

Maka dari itu memberikan penghormatan kepada karya seni orang lain dengan mencantumkan suber falid adalah apresiasi terhadap pencipta karya. 


8. Menyebar Berita Hoax.

Media sosial kini juga marak digunakan untuk menyebarkan berita, informasi dan kabar kepada pengguna media sosial. Tentunya informasi tersebut sebagian besar menyasar kalangan remaja agar tahu info terkini. Namun dewasa ini informasi di media sosial digunakan untuk menyebarkan berita bohong atau hoax. 

Meskipun dari sekian banyak informasi hoax, media sosial juga bayak memberikan informasi yang menarik, sesuai fakta dan memotivasi remaja. Remaja adalah tanggung jawab orang tua, mereka harus diarahkan memilih berita yang sesuai fakta dan tidak memilih berita yang hanya membuat heboh namun tidak berbobot atau malah berita palsu. 

Ketika remaja membaca atau melihat berita, meme, motion, atau bentuk vidio, remaja harus diingatkan agar mencari sumber valid agar mereka tahu berita tersebut benar atau tidak. Saran ini berguna agar remaja tidak termakan Berikut hoax. 


9. Hindari Buly.

Kembali lagi peran orang tua kepada anak dalam bermedia sosial. Ketika anak sudah diberikan kepercayaan kepada orang tua untuk menggunakan handphone, pastikan bahwa mereka menggunakannya dengan benar dan bermanfaat. Terutama masalah yang menjadi perhatian sebagian besar orang, yaitu masalah cyberbullying atau buly.

Remaja harus diajarkan kepekaan saat berinteraksi di dunia maya media sosial. Tekankan kepada remaja agar memperlakukan akun lain atau orang lain dengan baik. Ibarat remaja tersebut tidak diperlukan dengan baik kepada akun lain. Berikan pemberitahuan bahwa media sosial itu juga terdapat perasaan seperti manusia, karena yang menjalankan media sosial adalah manusia. 


10. Menjaga Privasi.

Bagian menjaga portofolio yang abik adalah menjaga sesuatu tetap pribadi. Keamanan akun pribadi juga harus sering diingatkan pada remaja, karena dewasa ini banyak sekali penipuan dan pencurian data identitas pribadi dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab. 

Sebenarnya akum media sosial juga semakin berkembang dalam melindungi data pribadi pengguna, misalnya saja sekarang sudah ada filter dan pengaturan privasi saluran yang remaja bisa aktifkan. Pengaturan ini sekarang lebig fleksibel dan tentunya semakin canggih, untuk membantu para pengguna dari konten yang tidak diinginkan dan menghadiri dari peretas maupun tangan-tangan koclok. 

Weeew, itulah beberapa Sikap orang tua terhadap remaja di dalam menggunakan media sosial, agar lebih aman, bermanfaat, dan untuk sarana komunikasi yang baik, belajar dan sebagainya. Remaja sebagai generasi penerus masa deoan keluarga dan tentunya harapan bangsa, seharusnya media sosial menjadi tempat yang ramah pada anak dan remaja. 

Maka, dari itu peran orang tua juga dibarengi dengan peran pemerintah, untuk menjaga agar media sosial itu aman dan ramah untuk remaja. 


Terimakasih telah membaca sampai tuntas, see you next time have a nice day Thanks. 



Postingan terkait:

Belum ada tanggapan untuk "10 Sikap Remaja Ketika Masuk Di Dunia Media Sosial Yang Perlu Diimplementasikan"

Post a Comment